PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pada dasarnya pengertian
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut
kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat
imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut
Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
ASAL KATA
PENDIDIKAN
·
Menurut
Bahasa Indonesia
Pendidikan
berasal dari kata “didik”. Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga
menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
member latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran. Menurut
Bahasa Yunani Pendidikan
berasal dari kata “pedagogi” yaitu kata “paid” artinya “anak” sedangkan
“agogos” yang artinya membimbing sehingga “pedagogi” dapat di artikan sebagai
“ilmu dan seni mengajar anak”.
BENTUK - BENTUK PENDIDIKAN
Bentuk-bentuk pendidikan merupakan
suatu tempat atau lingkungan di mana anak dapat menerima sesuatu yang berada di
luar diri mereka. Dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak,
lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang tidak usaha sadar
dari orang dewasa yang normatif disebut pendidikan. Sedangkan yang lainnya
disebut pengaruh. Lingkungan yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak
digolongkan ke dalam tiga bentuk yaitu:
1.Pendidikan
Informal
Pendidikan informal adalah
pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar
atau tidak sadar, sejak lahir sampai mati di dalam keluarga, dalam pekerjaan
atau pergaulan sehari-hari dan yang menjadi penanggung jawab penyelenggara
pendidikan adalah orang tua.
Keluarga
sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola
kepribadian anak. Untuk itu pelakasanaan pendidikan informal dalam keluarga
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Kemampuan dasar yang dibawa
anak sejak lahir,
- Hubungan kodrati orang tua dan
anak yang sangat erat,
- Keadaan anak secara fisis
maupun psichis,
- Ketidakberdayaan anak dan
ketergantungan anak,
- Fungsi pendidikan informal
dalam kaitannya dengan pendidikan selanjutnya,
- Kemampuan dan kesempatan orang
tua.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga diarahkan kepada pembentukan
pembiasaan anak dengan diberi contoh dalam cerminan hidup sehari-hari dari
orang tua, bagaimana cara mengucap, bertindak , bergaul dan sebagainya.
2.Pendidikan formal
Lembaga pendidikan formal adalah
sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan berkembang dari dan untuk
masyarakat. Artinya sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat
masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan, yang terikat pada tata
aturan formal berprogram dan bertarget atau bersasaran yang jelas, serta
memiliki struktur kepemimpinan penyelenggaraan atau pengelolaan yang resmi.
Sebagai suatu sistem, sekolah
merupakan lembaga yang utuh dan bulat sebagai kesatuan yang di dalamnya terdiri
dari bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan. Sebagai wadah
berlangsungnya pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat. Maka dengan
pendidikan, merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh orang dewasa dalam
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke
arah kedewasaan.
3.PendidikanNonformal
Pendidikan non formal adalah bentuk pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat. Masyarakat juga merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak, karena bagaimanapun anak tidak dipisahkan dari lingkungan masyarakatnya.
Pendidikan non formal adalah bentuk pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat. Masyarakat juga merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak, karena bagaimanapun anak tidak dipisahkan dari lingkungan masyarakatnya.
Pada hakikatnya pendidikan non
formal merupakan bentuk pendidikan yang ketiga yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi seseorang. Pendidikan non formal atau pendidikan luar
sekolah adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib
dan berencana di luar kegiatan sekolah dan tidak terlalu mengikuti peraturan
yang tetap dan ketat. Termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan yang diberikan
kepada:
- Anak-anak yang belum pernah
sekolah
- Anak-anak yang meninggalkan
pendidikan SD/SLP dan tidak meneruskan sekolah lagi (di bawah umur 18
tahun)
- Orang-orang dewasa (adult
education)
- Anak-anak di bawah umur 18
tahun yang memerlukan re-edukasi
- Orang-orang dewasa yang memerlukan
re-edukasi
- Kepada masyarakat satu
lingkungan budaya (community education).
Pendidikan non formal atau
pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga banyak macam dan bentuknya
sesuai dengan kebutuhan serta siapa yang membutuhkan. Dalam Undang-undang RI
Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Pendidikan non
formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini,
pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan, pendidikan kesetaraan serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
MASALAH
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Memasuki
abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut
bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak
disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di
Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah
satunya adalah gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun
teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia
tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru,
dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain. Yang
kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan.
Baik pendidikan formal maupun informal. Nampak jelas bahwa masalah yang serius
dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan
di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Ada
banyak penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal
maupun informal, dinilai rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan yang akan
kami paparkan kali ini adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi
pengajaran.
EFEKTIFITAS
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Pendidikan
yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk
dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan
trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar
pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas
pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian
dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan
pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Selama
ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi
formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli
bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah
melaksanak pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh
masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas
pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan di
bidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat
dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
Dalam
pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan di
bidang sosial dan dipaksa mangikuti program studi IPA akan menghasilkan
efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang
mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti
itulah yang banyak terjadi di Indonesia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak
kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di
Indonesia.
EFISIENSI
PENGAJARAN DI INDONESIA
Efisien adalah bagaimana menghasilkan
efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses
pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh
hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang
kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan
prosesnya, hanya bagaiman dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.
Beberapa
masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan,
waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak hal lain
yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga
berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik. Masalah
mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita.
Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita
bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost education.
Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu
tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan
sepadan untuk biaya pendidikan. Selain
masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu
pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kami lihat bahwa pendidikan tatap
muka di Indonesia relative lebih lama jika dibandingkan Negara lain. Dalam
pendidikan formal di sekolah menengah misalnya, ada sekolah yang jadwal
pengajarannya perhari dimulai dari pukul 07.00 dan diakhiri sampai pukul 16.00.
Hal tersebut jelas tidak efisien, karena ketika kami amati lagi, peserta didik
yang mengikuti proses pendidikan formal yang menghabiskan banyak waktu
tersebut, banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain
seperti les akademis, bahasa, dan sebagainya. Jelas juga terlihat, bahwa proses
pendidikan yang lama tersebut tidak efektif juga, Karena peserta didik akhirnya
mengikuti pendidikan informal untuk melengkapi pendidikan formal yang dinilai
kurang. Selain
itu, masalah lain efisienfi pengajaran yang akan kami bahas adalah mutu
pengajar. Kurangnya mutu pengajar jugalah yang menyebabkan peserta didik kurang
mencapai hasil yang diharapkan.
STANDARDISASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Jika
kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara
tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati
proses untuk menentukan standar yang akan diambil. Seperti yang kita lihat
sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal
terlihat hanya terpaku terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan
diukur oleh standard kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga
dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi
tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Tinjauan
terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan
akhirnya membawa kami dalam pengungkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu
kemungkinan adanya pendidikan yang terkekang oleh standar kompetensi saja sehingga
kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut. Selain itu, akan lebih baik
jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah
sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofersi misalnya.
Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang
kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus
tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja
tanpa melihat proses yang dilalui peserta didik yang telah menempuh proses
pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlangsung sekali, evaluasi
seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang
studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.
PERBEDAAN PENDIDIKAN INDONESIA DAN
LUAR NEGERI
Ternyata sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar
dalam sejarah AS bahwa pendidikan menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat.
oleh karena itu masyarakat tidak mau kalau pendidikan diatur oleh pemerintah
pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian, bahkan oleh pemerintah lokal
sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat untuk menentukan
sistem pendidikan seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka. Mereka
menganggap tantangan yang dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi
sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak perlu disamakan antara satu kota
dengan kota lain, antara satu state dengan state lain. Tidak dipungkiri Pendidikan di Amerika jauh lebih baik dari
Indonesia. Dalam segala segi ada ketergantungan kuat negara ini terhadap segala
gertak amerika. Dari intervensi ekonomi, utang luar negeri, kebijakan makro
ekonomi sampai pergerakan mata uang asing. Dari segi keamanan regionalpun
Amerika masih banyak memberi tekanan khususnya Asia Tenggara. Di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di
Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama
diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD sampai SMA. Tapi pemerintah
menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negeri.
Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan
anggaran apapun, dan sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti
seluruh kebijakan pemerintah dibidang pendidikan. Intervensi pemerintah pusat dalam pendidikan dilakukan
karena melihat kualitas pendidikan anak-anak SMA sangat menurun. Angka Drop Out
(tidak meneruskan sekolah) sebesar rata-rata 50%, dari 50% yang ikut Ujian
nasional lulus 90%, dari yang lulus ini sebagian meneruskan kuliah dan sebagian
lagi bekerja. Sebelum masuk perguruan tinggi atau bekerja mereka juga di tes,
dan hanya 50% dari yang ikut tes lulus masuk perguruan tinggi atau bekerja.
akibatnya banyak pengangguran atau bekerja ditempat yang dibayar murah, dan
akibatnya angka kemiskinan makin meningkat, seterusnya pembayar pajak semakin
sedikit dan pendapatan negara semakin berkurang.
KESIMPULAN
Pendidikan sangat
penting karena termasuk kedalam kepribadian bangsa. Wajah pendidikan di
Indonesia sangat tertinggal dengan negara – negara maju. Banyak sistem
pendidikan di Indonesia yang salah karena hanya mementingkan nilai akademis
saja. Di Indonesia masih banyak anak – anak yang belum bisa menikmati pendikan
yang layak. Masalah ini sudah menjadi penyakit lama dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Dan menurut kelompok saya pendidikan di Indonesia hanya bisa
dinikmati oleh orang – orang yang mempunyai uang dan jabatan saja. Padahal
banyak anak – anak yang kurang mampu mempunyai niat yang besar untuk menuntut
ilmu dan bisa berprestasi tetapi karena pendidikan di Indonesia sangat mahal
mereka yang kurang mampu belum bisa mendapatkan pendidikan seperti yang
lainnya. Pendidikan harus
menjadi prioritas pertama di Indonesia agar Indonesia mempunyai kualitas sumber
daya manusia yang bermutu dan tidak kalah bersaing dalam era globalisasi
seperti sekarang. Semestinya pemerintah Indonesia harus memberikan jaminan
pendidikan gratis kepada warga Indonesia tetapi fakta dilapangan pendidikan di
Indonesia masih berpihak kepada yang mampu saja dan bahkan pendidikan sekarang
menjadi lahan bisnis untuk oknum tertentu yang hanya mementingkan keuntungan
pribadi saja. Pendidikan di Indonesia
harus lebih ditingkatkan lagi mutunya dan memberikan kemudahan untuk bersekolah
bagi orang orang yang kurang mampu untuk bersekolah ke tingkat yang lebih
tinggi. Banyak anak anak di Indonesia yang berniat untuk besekolah tetapi masih
memikirkan dana yang tidak memadai utuk bersekolah. Banyak di Indonesia yang
masih buta terhadap huruf dan oleh
karena itu Indonesia harus menurukan prioritas orang orang di Indonesia yang
masih buta huruf . Banyak akibat dari
rendahnya pendidikan di Indonesia contohnya seperti tertinggalnya kemajuan
teknologi yang sudah berkembang pesat tetapi di Indonesia masih tertinggal ,
kurangnya sumber daya manusia yg kurang memahami teknologi dan kemajuan dalam
bidang apapun untuk mengatur dan mengurus sumber daya alam yg ada di Indonesia.
Tetapi tidak dipungkiri banyak anak –anak Indonesia yang beprestasi di mata
dunia dalam kompetisi segala bidang pendidikan. Semestinya pemerintah Indonesia
harus memberikan perhatian dan fasilitas agar bisa memotivasi para anak – anak
Indonesia untuk berprestasi lebih tinggi lagi.
0 komentar:
Posting Komentar